top of page
  • imamte

Artikel : STOP INTOLERANSI

TUGAS MAHASISWA BARU PKKMB UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TAHUN 2018

Kelompok PKKMB : 15 (WANDAN). Pemandu           : Dayinta Candra Apsari. Disusun Oleh : Senna Putra Wijaya, Irma Yuliana, Nurul Geniawaty Ramli, Theodora Titin Sura, Nur Sholehah dan Andini Prameshwari

DAFTAR ISI :

  1. Pendahuluan topik permasalahan

  2. Solusi dari permasalahan

  3. Kesimpulan

Pendahuluan topik permasalahan

Kata intoleransi berasal dari prefik in- yang memiliki arti “tidak, bukan” dan kata dasar toleransi (n) yang memiliki arti sifat atau sikap toleran. Jadi intoleransi itu adalah intoleransi atau kurangnya toleransi terhadap kepercayaan atau praktik agama lain.

Semisal pada kasus disini, pada hari Jumat, tanggal 17 juli 2015, pada pukul 07.00 wit, saat jamaah muslim melaksanakan kegiatan sholat Idul Fitri di lapangan Makoramil 1702-11/karubaga, dan saat memasuki takbir ke 7, tiba-tiba datang sekelompok massa melarang pelaksanaan sholat Idul Fitri, kemudian aparat keamanan yang saat itu melakukan pengamanan melakukan upaya menenangkan masa tetapi masa tidak menghiraukan dan bertindak anarkis dan melempari batu ke arah jemaah yang sedang melaksanakan shalat Idul Fitri.

Karna masa anarkis dan jumlah nya semakin bertambah banyak maka aparat keamanan yang bertugas pada saat itu melepaskan tembakan peringatan ke arah atas, tetapi masa tetap bergerak maju sambil melempari batu ke arah jemaah dan aparat keamanan, dan untuk melindungi jemaah yang sedang melaksanakan shalat Idul Fitri agar tidak terjadi korban serta untuk melindungi diri para petugas maka, aparat keamanan melakukan tembakan peringatan yang bertujuan untuk melumpuhkan.

Sesaat kemudian masa melakukan pembakaran terhadap kompleks kios / pertokoan yang mengakibatkan 60 toko terbakar dan sebuah masjid / mushola terbakar serta 2 kendaraan roda 4 dan 4 kendaraan roda 2 ikut terbakar.

Solusi dari Penyalahgunaan

Sebagai negara yang majemuk yang terdiri dari beragam suku, agama dan ras, sudah seharusnya pemimpin pemerintahan Indonesia dari level nasional hingga tingkat lokal senantiasa mengambil kebijakan yang inklusif dan mengumandangkan pesan-pesan keberagaman.

Demikian juga masyarakat sipil dan pemangku kepentingan lainnnya harus terlibat dalam mensosialisasikan dan menerapkan kehidupan bermasyarakat yang toleran, inklusif dan menghormati kelompok masyarakat lainnya dalam kerangka sebagai sesama warga negara Indonesia.

Selain itu, pengetahuan tentang nilai-nilai toleransi dan inklusif kepada masyarakat juga perlu dilakukan sejak dini mulai dari dalam institusi keluarga, pendidikan di sekolah dan juga dalam institusi pekerjaan. Apabila hal ini dilakukan dengan baik dan penerapannya dilakukan secara konsisten maka keberadaan kelompok yang intoleran dapat diminimalisir dan kemajemukan Indonesia dapat tetap terjaga.

Kesimpulan

Menurut kami, kejadian tolikara merupakan salah satu contoh kejadian intoleransi yang terjadi di Indonesia. Masih banyak lagi kejadian – kejadian lain seperti penyerangan jamaah ahmadiyah, konflik sunni – syiah, konflik sosial, maupun konfil yang mengarah pada penyebaran paham radikal, komunisme, marxisme / leninisme.

Negara harus hadir dalam menjaga kebebasan warga negara untuk berpendapat, untuk beribadah, untuk menjalankan aktivitasnya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang – undangan yang ada.

Negara tidak boleh kalah oleh gerakan / keinginan sekelompok orang yang melarang kebebasan masyarakat sepanjang tidak mengganggu hak orang lain maupun norma yang ada. Semakin pudarnya pemahaman dan pengamalan nilai – nilai Pancasila juga berdampak pada munculnya kasus intoleransi.

1 view0 comments
Post: Blog2_Post
bottom of page